Didih ini Tak Boleh Menguap Begitu saja..
Ada yang bergelak tawa;
mendewakan lelaki tak berjubah,
yang begitu ringkih menyematkan bunga-bunga palsu di jemari,
yang menasbihkan derap-derap jantung untuk mati,
yang sibuk mengais benih sampah yang dia bilang cinta,
yang tak sungkan merusak dengan membabi buta.
Kau mau aku diam?
Tidak bisa, sayang....
Didih ini tak boleh menguap begitu saja..
Ada yang tersipu mengulum malu, bahagia;
menyanjung lelaki berjubah sutera,
yang melantunkan stanza Rumi tanpa punya muka,
yang menjanjikanmu terbang menuju sidratul muntaha,
meminang dalam doa-doa semu yang bertebaran di pesan masukmu,
yang berencana menyemai mimpi-mimpi biru sebelum ia tiba di pelaminanmu,
yang dengan lugunya mengatakan akan mempersiapkan diri selama bertahun-tahun.
Kau mau aku terlonjak gembira mendengarnya?
Tidak akan, sayang...
Didih ini tidak boleh menguap begitu saja..