aku yang miskin kata
Tak banyak yang berminat,
dan melakukannya bukan suatu kehebatan, aku suka puisi entah sejak kapan, yang jelas puisi pertama yang kutulis entah bisa disebut apa, begitu gamblangnya, tanpa beban, tanpa rasa ingin diketahui, sangat bebas...
tak peduli orang berkata apa... itulah kesenangannya, itulah yang membuatku begitu nyaman menuliskan kata-kata..
ketika itu, aku tidak pernah berpikir bagaimana orang-orang berbakat dapat menulis karya yang luar biasa, dan sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya.
tapi kemudian aku mulai membuka mata, melihat begitu banyak maha karya, membaca beribu stanza yang tak terkatakan indahnya...
Setelahnya, aku menjadi begitu terpenjara, menjadi bisu, meski kata-kata ingin termuntahkan sehabis berkecamuk, membadai.
tapi yang ada hanya kata tertata yang melewati puluhan kali seleksi bahasa, dengan aturan-aturan yang membidik mati...
Ini tak pantas,
Itu tak serasi,
begini kaku,
begitu tak baku,
akhirnya muncullah sebaris, sebait, yang dirancang dengan hati-hati dan penuh perhitungan..
dapat ditebak, selanjutnya apresiasi ditentukan dengan aturan tak terhingga, membuat banyak argumen yang membuat sengsara dan miskin sebuah bahasa...
sekali lagi nilai penghakiman t'lah ditetapkan...
1 komentar:
Say, coba bikin shoutbox, biar org gampang buat clotehan. Caranya mampir aja ke http://ruangsc.blogspot.com
Keep Bloging
Posting Komentar