(tanpa) nisbi
Apakah masih menisbi batas yang kurentang?
Padahal baitku hitam,
sejelas remuk tinta yang bertebar pada nisan.
Padahal tak ada dentang bimbang
pada renyah suara yang tak terlisankan.
Bungaku tak akan mekar sebelum hujan cahayaku tiba,
tak akan.
Boleh saja menguas warna hijau pada langitku,
menggores jemari dalam kalamku,
atau memeta mimpi yang pernah kutahu,
tapi sudah jelas bagiku:
kuncupku masih bertahan.
Sebab hujan cahaya itu belum datang.
Jangan menantinya.
Hei, masih menisbikah jarak yang kurentang?
Hei, masih menisbikah jarak yang kurentang?
Jangan coba melewatinya.
Aku akan mati.
Somewhere, Juli 15th 2011
Somewhere, Juli 15th 2011
0 komentar:
Posting Komentar