Rumah di Sudut Hati
ayunan sayap peri yang tertinggal di daun jendela
hembusan jam pasir yang mendesis jemu
rumah tinggal apa yang kumasuki?
Kamar-kamar dingin yg tertelan penat
dinding batu yang terpercik darah kumal
darah pembual - di atas tangis pembebasan
cerobong dengan asap hitam memucatkan sang biru
rumah tinggal apa yang kulihat?
Selasar tepi tanpa penahan benci
tangga keangkuhan yg berkeriut ngeri
tanah yg terinjak mendengus marah
ah... Rumah macam apa ini?!
Hai,engkau yang trsenyum dengan pedih
kenapa tak kau perbaiki
rumah kalbu yang kau tempati?
5 komentar:
Salam..
Rumah tinggal itu lampau sunyi
ngeri
tapi itu saja yang aku ada
dan sepi itu seakan membungkam diri
singgahlah ke kamar hati ini
kikis rinduku
temani aku
tidak mahu sendiri lagi
Salam,
"jejak ke sini".
Rumah ku,
tempat kau dan aku berada...
menempatinya.
seharusnya mengisinya dgn cinta,
agar tiada kengerian disana...
He heh...
setali tiga uang sama komentarnya senja aja ya. Hayoh! jangan bikin puisi melulu. bagaimana ujiannya?
He heh...
Tapi mendingan bikin puisi ketang. he heh... ya de oema ya... heh...
kenapa,seperti ada yg berubah dari dirimu...
perasaan semakin kelam aja deh...
apakah gerangan??
Posting Komentar