Ini titah bagi pecinta..
Jangan biasakan menaruh mawar
di jendela hati yang kubiarkan terbuka,
Tak perlu mengisi adagioku
dengan rancak lincah senyummu
Usah menungguiku di pintu petang,
dengan secangkir kasih yang hangat..
Aku akan terbiasa untuk menanti di tepi jendela
aku akan terbiasa tenggelam pada rancakmu
aku akan terbiasa mereguk cangkir itu
bahkan jika kau tak sungguh-sungguh..
Sebelum kau tahu kebenaran hatimu,
simpan saja dalam lemari tuamu!
Kau akan berterima kasih padaku untuk nasehat itu..
di jendela hati yang kubiarkan terbuka,
Tak perlu mengisi adagioku
dengan rancak lincah senyummu
Usah menungguiku di pintu petang,
dengan secangkir kasih yang hangat..
Aku akan terbiasa untuk menanti di tepi jendela
aku akan terbiasa tenggelam pada rancakmu
aku akan terbiasa mereguk cangkir itu
bahkan jika kau tak sungguh-sungguh..
Sebelum kau tahu kebenaran hatimu,
simpan saja dalam lemari tuamu!
Kau akan berterima kasih padaku untuk nasehat itu..
7 komentar:
"Jangan biasakan menaruh mawar
di jendela hati yang kubiarkan terbuka,"
karena wanginya tak selalu mengenakkan hati...duri itu bisa melukai hatiku yg terbuka...
nice poem
thanks..^^ hehe..
Puisi yang indah.
Terus nulis ya say
sip, pak!! ^^
Keren. Kerenlah.
Yah! namanya juga lelaki. Ya gitu deh. Grusa grusu. penuh cumbu rayu. Tak kuasa melihat pintu jendela yang terbuka, kepingin aja menaruh mawar di sana. he heh...
Bagus oema!!!
yup, menyebalkan...hehe...
keren walau kontras dengan aku...
menunggu mawar ke jelndela terbuka hatiku...
jangan simpan ia dalam tuanya lemari
pasti aku mati...
sendiri... (heheh...)
Posting Komentar