Rajutan di Saat Malam
Wahai Dania – pemilik kerudung putih berkibar,
Mengapa membasahi dunia dengan luapan amarah?
Sebab kamu mendermakan begitu banyak kebahagiaan
dan membiarkan Tuhan mengirimkan jutaan kesakitan,
lalu kamu menganggap ini ketidak adilan?
Wahai Dania – yang dicintai banyak orang,
Mengapa menusukkan beribu hujatan?
Sebab kamu mencintai limpahan ketulusan
Sedang topeng-topeng itu menyamarkan segala,
Lalu kamu membenci persembunyian manusia – hati ?
Wahai Dania – yang meneguhkan keimanan
Mengapa menuliskan kebencian di sudut-sudut cahaya?
Sebab kamu tak menerbangkan kepakan angan
Sedang angin bersahabat dekat dengan sang pungguk di sarang
Lalu kamu menebar permusuhan?
Sudah cukup, semua kehinaan yang kamu tujukan
Sebab sang pungguk tak hanya tersadarkan
Tak hanya menoleh untuk mencari kecacatan
Tak hanya merasa malu atas kegagalan
Tapi juga terluka dalam..
7 komentar:
salam...
Moga dunia dipenuhi keamanan dan kedamaian.
Moga penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Moga penuh dengan ketaatan dan kesetiaan.
Kepedihanmu adalah kepedihanku juga
Sebab jarak antara huruf-huruf kita hanya sepersejuta mili
Karena hati kita telah menjadi cermin
Bagi kehidupan yang terkucil
Kau adalah hatiku
Kau adalah jiwaku
Kau adalah aku
Gudpum hani...
^_^
lagi sariawan, komentna esok..
nice!!
entah kenapa, walau syairmu tetap feminin tapi mengingatkanku pada syair-syairnya Cak Nun...naha nya?? mungkin artinya, karyamu layak disandingkan dengan karya sastrawan sebesar Cak Nun sekalipun...
salut lah salut ka si teteh ieu, hehehe
puisinya bagus dan sangat menyentuh......salam kenal ya
Wahai Bumiku, berapa lama lagikah kau masih sanggup menopang kehidupan manusia, sementara kerusakanmu terus berlanjut hari demi hari.
bagus .
Posting Komentar