Pemakaman Kita Belum Usai, Sahabat...
Senyum yang mengalir di atas darahku pagi ini,
Tak kah kau rasakan kelamnya?
Dalam diam yang menggeliat marah dalam nyawa kita
Kau tahu, bukan?
Pintu itu sebentar lagi terbuka buat kita...
Tutup matamu jika itu lebih kau suka
dan mungkin saja pipi-pipi basah ini tak lagi kelihatan memerah
Koyak mana yang masih kau simpan, sahabat?
Tak berarti nanah yang mengering itu terlupa, kau bilang
Balut hitamku hari ini
Pemakaman kita tak juga usai
Karangan bunga mawar tak punya kuasa
Apakah kematian kita berlangsung khidmat, sayang?
Kesakitan masih mengecup kejam..
5 komentar:
Ehem.... puisi yang sangat indah say...
mendalam dan mengharu biru... ^^
* apa kabar oema,sahabatku....
benar,saat ini aku tdk dalam kondisi baik2 saja,tapi buruk pun tidak..
trima ksh untuk suportnya...ternyata kamu mengerti makna yg tersirat dari tulisan2ku...
^_^
makasih, pak... ^^
Mabak senja, aku lagi sedikit 'blue'.hehe.. maksih udah mampir... ^^ Aku cuma memahami sedikit, mbak.. selebihnya, hanya mbak yang mengerti..
puisi yang dalam dan mengharu biru
*benar kata senja*
dalem niy isiny y..?
^_^
Posting Komentar