aku dan sepenggal bait hidupku...

aku yang miskin kata

Tak banyak yang berminat,
dan melakukannya bukan suatu kehebatan, aku suka puisi entah sejak kapan, yang jelas puisi pertama yang kutulis entah bisa disebut apa, begitu gamblangnya, tanpa beban, tanpa rasa ingin diketahui, sangat bebas...
tak peduli orang berkata apa... itulah kesenangannya, itulah yang membuatku begitu nyaman menuliskan kata-kata..
ketika itu, aku tidak pernah berpikir bagaimana orang-orang berbakat dapat menulis karya yang luar biasa, dan sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya.
tapi kemudian aku mulai membuka mata, melihat begitu banyak maha karya, membaca beribu stanza yang tak terkatakan indahnya...
Setelahnya, aku menjadi begitu terpenjara, menjadi bisu, meski kata-kata ingin termuntahkan sehabis berkecamuk, membadai.
tapi yang ada hanya kata tertata yang melewati puluhan kali seleksi bahasa, dengan aturan-aturan yang membidik mati...
Ini tak pantas,
Itu tak serasi,
begini kaku,
begitu tak baku,
akhirnya muncullah sebaris, sebait, yang dirancang dengan hati-hati dan penuh perhitungan..
dapat ditebak, selanjutnya apresiasi ditentukan dengan aturan tak terhingga, membuat banyak argumen yang membuat sengsara dan miskin sebuah bahasa...
sekali lagi nilai penghakiman t'lah ditetapkan...

Read More......

Kemenanganku atau kemenanganmu???

aku kecewa, sangat

Rasanya ingin tertawa terbahak

Apa begini payah?

Apa begini konyol?

Bahkan senyum pun tak bisa kupaksakan

Sejak awal,

 aku  tidak pernah menganggap remeh akan ini

Tapi mereka tidak sepertiku

Dan mereka mendapat semua inginku

Mengesalkan,

menyesakkan

Seakan mereka mendakwaku, mengejekku

Atas keringat yang membanjiriku

Atas malam-malam panjangku

Tidak penting katanya, dan sejenis kata itu

Meluncur bebas

Jangan tertawa begitu,

Hatiku mulai tak bisa kukendalikan

Cukup kamu bahagia, tapi jangan bilang itu!!!!

Semakin kerdil aku

Sama sekali tidak lucu

Tolong jangan hina usahaku,

Kamu mungkin tak perlu meneteskan air mata

Tuk apa yang kurasa berharga

Kamu mungkin tak perlu sekeras aku

Untuk apa yang ku bilang eksistensi

Kamu bilang aku sok tahu???

Kamu yang menceritakan itu padaku

Kamu puas?

Apa kamu mau bilang kamu menang tanpa kerja keras???

Aku tidak rela dikalahkan

Oleh orang yang tidak punya usaha

Read More......

untitle

resah memaksaku terjaga 

Di sepertiga malam yang tak biasa

Cemas ini meneteskan buah mata 

aku memang bukan apa-apa,

hanya bersusah payah 

Menelaah hati yang tak terbaca

Hati yang terlihat indah,

meski tak ku mengerti

Mungkin karena sulit dipahami

aku menjadikannya unik...

Membingkaikan kebingungan di setiap aku merasakannya

Dekat tapi tak tergapai,

Diam namun bening terdengar

senyap tapi ku t'lah berbicara banyak dengannya

Aku yang berbesar hati?

Ataukah begitu nyata semua yang kualami?

Segalanya mungkin.....

Takdir adalah labirin rahasia milih Tuhan

siapa yang mengetahui,

Siapa yang memprediksi,

Jalan-jalan berkelok,

Lorong-lorong sepi,

Dimanakah taman itu???

Aku berserah.....

Kelak kutemukan yang aku cari

melalui peta berharga yang Tuhan beri

Dan jika ku terlalu buta tuk memahami,

tanganNya menuntunku datang

Kapada harta karunku yang berharga

Semoga.....

Read More......