aku dan sepenggal bait hidupku...

Tak ada yang harus hilang

Apapun yang membuat hidupmu
lebih terasa berat bagimu,

Apapun yang telah kamu alami
di sepanjang usiamu..

Tak ada alasan untuk memupus nuansa pelangi
Tak ada alasan untuk membentengi diri dari kesakitan

Bagaimanapun sejauh ini kamu telah bertahan
dan mengerti untuk apa kamu dilahirkan

Saat pahit itu raib, apa arti kemanisan?
Jika gelap itu buyar, apa arti cahaya benderang?
semua tak lagi berarti, kala yang lainnya hilang..

Maka nikmati dukamu,
hingga bahagia itu kan kamu jelang...


" Pengingat untukku, semoga menjadi lilin pengharapan untuk kalian.."

Read More......

Semoga aku tidak kalah

Setiap kali tidak memahami,
Setiap kali tidak mengerti,
Pengulangan ‘kan tetap terjadi…
Kamu mengulang hingga kamu memaknai
Kamu mengulang hingga kamu mengartikan
Setiap bisikan cintaNya..

Ini tentang aku, kamu – siapapun yang merasa
Dalam pengujian yang sebenar-benarnya menguji
Dalam kesungguhanmu menghamba
Artiku yang tak sama dengan apa pikirmu – mungkin

Kadang dugaku tak indah tentangNya
Entah kamu, aku mungkin pernah berjibaku
Setiap kekokohan yang dibangun
Selalu dihantam yang lebih besar, lebih besar lagi
Hingga tak ayal,
Hampir buatku lepas dari kepenuhanku mempercayakan

Seolah dengan kuasaNya,
Dia mempertanyakan kesungguhanku
Menguji dengan detik-detik pemangsa
Yang bisa membuatku tercekik dalam putus asa
Yang mencengkeram mati diriku
Dalam pusaran ketidak berdayaan..


Semoga aku tidak kalah
Dalam perjuangan ini,
Semoga nafasku ridak habis
Sebelum aku mengerti…

Semoga aku tidak kalah.

Read More......

Jika kamu bertanya sahabat...

Jika kamu bertanya,
sehebat apakah kamu di mataku?
bagaimana bisa aku menjelaskan
sedang matamu saja memberikan lautan tanya
buatku mencari jawab

jika kamu bertanya,
seberharga apa kamu di mataku?
bagaimana bisa aku menilai,
sedang badaiku yang mengamuk semalaman
bisa menjadi bgitu meneduhkan saat kamu di sisi

Jika kamu bertanya,
tentang artimu padaku
sama saja dengan mempertanyakan
sang camar yang bersahabat dengan cakrawala

kenapa?

apa?

bagaimana?

aku hanya dapat menggeleng
dalam bingungku
cukupkan tanyamu, dan percayalah.
aku memang ada tanpa sayap
aku memang ada dengan dua tangan
tapi itu cukup untuk merengkuhmu, sahabat...

Read More......

The way we are

The way you take care of me
the way you know about me
all the unique thinkings of yours
those make me still pass my life

a mistake, moreover my life is
crowded by a mount of mistakes,
but friend,
i do need you to complete me
help me for collecting each pieces of my soul
show me the tears
that will be so beautiful
when you're beside me

make me open my eyes,
make me open my two arms
please, don't let me wrong
i'm gonna be blind,
so bring me the light
sometimes, i'm gonna be right

just trust me,
the one who's never tired to comprehend you
i'm the one who will try to
understand you more

eventhough you can't see my willing
and i don't promise you anything
just a friendship,
just for a totally friendship
but i'm contradiction one
sometimes, i will be so hard, so annoyed

i'm me
and you're you
by the way you are..

Read More......

the grey is me

The usual activities that make bored

the same thing that is always done, day by day

no improvement,
or may be
here is a big step backward

those all become a monochromatic view
the white was so clear,
burn the reality
that i'm not too white
i'm the grey,
who trapped between the light
and the darkness

i wanna fly into the arms
whom can bring me the truth
whom not just make me concious
but also see me as precious as he found a special thing

i wanna learn to be a white one
as you wanted me to be

Read More......

'Tuk menjadi indah (agar bidadari cemburu padamu..)

'tuk menjadi indah
tak dibutuhkan makhota cahaya di kemilau rambutmu
atau warna warni bunga
di setiap kibaran kain yang menutupi kesucianmu
hanya wajah tanpa gundah,
dan dunia memberikan semua keindahannya padamu

'tuk menjadi indah
tak diperlukan olesan merah di pipimu
atau bubuhan yang memutihkan
hingga ke cuping telingamu
hanya satu tulus senyuman
maka, bidadari-bidadri surga
bahkan 'kan iri padamu...

'tuk menjadi indah
bisa kau lihat putihnya awan
yang berserak tanpa menjadi gangguan
dapat kau pandang menguningnya dedaunan
meranggas demi hidup pohon yang kekeringan

bening imanmu di setiap laku yang meneduhkan
cahaya keperakan,
kala wajahmu menegaskan kekokohan akhlak
di setiap kibaran kain penutup,
yang mengharumkan
dan membuat setiap lelaki segan..

karena itu semua,
kamu indah...
kamu adalah putri di istana penuh cinta
kamu adalah ratu di puri yang kan kau bangun nanti


agar bidadari cemburu padamu...

Read More......

Konfrontasi hati

Kadang aku terbuang jauh,
dari hiruk pikuk mereka yg mengaku berakal,
mendapati bnyak perbedaan,
menyingkirkan bumiku yg tak berujung,
mengkotak-kotakan kenyataan..
Merasa aneh sendiri,
dan aku menikmatinya...

Kadang aku merasa seperti orang kebanyakan,
dengan banyak hal mendasar..
Namun keterasingan itu tak lenyap,
malah kian akrab
Hingga aku menangis dibuatnya..

Kadang aku ingin trtawa,
menikmati masa seperti mereka
tapi tak jarang,
aku benci untuk menjadi seperti mereka..

Semuanya, tentang mereka
Mendekatkan aku pada satu fatamorgana,aku berbeda.
Jerit itu berasal dariku,
'aku berbeda!'
'aku sama dengan mereka..!!'
konfrontasi dahsyat mendesakku
pada konferensi puncak kalbu...

"ayo gunakan hatimu! Pakai akal sehatmu!"
demonstrasi kecil-kecilan
Berjelalan di jalan panjang pikirku,
tak ada yg mau mengalah.
Amukan provokasi, menguatkan
suhu emosi yg meledak-ledak
Tapi tetap yg trjadi,
hanya bulir d sudut mata..

Amarah,
kekecewaan,
kesedihan,
kegundahan,
ketidakberdayaan,
mengakumulasikan gas air mata yg menghebat..

Aku lemah, aku akui itu..
Tapi ada yg Maha Menguatkan,
yg menegaskannya
melalui orang-orang yg mmberikn semangat,
melalui orang-orang yg brkumpul dengan kasihNya..

Dan karena itu semua,
aku akan kuat..

Read More......

Lelaki Menangis (Ksatria di zamannya)

Padang perang tak juga usai,
letupan amarah masih bersarang,
tegakkan bahumu, ksatriaku
Agama merindukan setiap nafas perjuangan
yang di suatu masa pernah bersinar,
memayungi jagat dengan cahayaNya..

Kemenangan tidak sberapa,
Nilai kekukuhanmu lebih berharga,
pandanglah langit itu,
itu milikmu, ksatriaku!
Maka, mengapa kamu tak menjamahnya?
Dengan nyanyian harapan,
dengan murniny hati yg trbungkus iman..
Juga akal yg bgtu cemerlang...

Hujamkan kuat kakimu pada bumi,
tapi tetaplah pandang cakrawala..
Masa depan 'kan menjadi kejutan takdir,
maka lapangkn dadamu,ksatriaku
untuk ikhtiar yg membutirkan letih d dahimu..

Dan jika perasaanmu membuncah keluar,
tertekan semua kegundahan, kekecewaan, kepahitan,
maka biarkn tetes itu jatuh...
Dalam setiap beningnya,
ada pasrahmu padaNya.
Ada munajatmu pada kekasihMu..
Mengapa harus trtunduk malu?
Kekasihmu tahu,
sandaranmu lah bahuNya..

Ksatriaku,
kuat bukanlah keangkuhan,
yang menghinakanmu atas perih yg menyiksa..
Kuatlah demi agamamu,
tapi lembutkanlah hatimu..
Sungguh, dengan begtu
penduduk langit kan memintakan doa buatmu
pun para pendosa di bumiNya,
kan mencintaimu..

"untuk ksatria d zamannya, lelaki muslim, saudara-saudaraku..."

Read More......

Catatan kecil milikku (untuk bidadari dunia, ini kisahku!)

Well, ini hanya catatan seorang gadis tentang dirinya dan kehidupannya. Mungkin suatu saat semua ini akan menjadi kenangan yang tak dapat diukur dengan harga… dia bingung harus memulai dari mana ia mengisahkan hidupnya. Ingatannya tidak buruk tapi butuh waktu untuk merangkai semuanya menjadi suatu kisah dengan utuh.

CATATAN kecil Milikku

Tampaknya benar bahwa remaja begitu pedulI dengan apa yang dinamakan self image dan menganggap dirinya unik dan istimewa. Itu lah yang aku alami di awal masa remajaku. Sekitar usia 13 hingga 16 tahun aku merasa bahwa diriku tidak ada duanya, aku istimewa. Masih kuingat kepercayaan diriku untuk ikut klub melukis karena aku terbiasa menggambar sejak TK dan beberapa kali gambarku termasuk dalam jejeran gambaar-gambar dalam pemeran sekolah di sekolah menengah pertama. Masih kuingat jelas masa keemasanku saat aku begitu ingin diakui. Keegoisan. Ambisi. Hidupku pernah penuh dengan keduanya. Namun kemudian aku mulai merasa lelah untuk itu, lelah untuk selalu menunjukkan citra diriku. Bukan karena aku tak lagi punya motivasi, tapi terkadang ambisi membuatku tertekan dan hampir mati tercekik karena sesaknya. Aku pernah dilanda stress berkepanjangan karena nilaiku tidak sebesar yang aku inginkan, aku pernah mengurung diri karena kegagalanku untuk mempertahankan gelar juara umum yang pernah kusandang, aku pernah mengisolasi diriku dari orang lain saat tahu aku tidak memenangkan suatu kompetisi. Ya, itulah aku. Aku tidak bisa bersiap untuk kalah.

16 tahun aku lewati, selanjutnya setelah semua hal yang membuatku pernah begitu terluka dengan kekalahan. Diriku yang baru tengah kubentuk. Masa awal SMA, aku bertemu dengan orang-orang baru. Lingkungan baru. Kenyataan baru yang membuka mata lebih lebar. Rasa istimewa itu berangsur-angsur menghilang, sebaliknya aku merasa orang lain begitu istimewa. entah apa orang lain pernah menganggapku istimewa seperti saat aku menatap mereka? Aku tak jarang bertanya apa yang mereka lihat dariku? Dan memang keinginan untuk mempertahankan eksistensi itu belum hilang sepenuhnya. Kegelisahan yang ada karena kekhawatiranku akan arti diriku. Ketakutan dipandang sebelah mata. Bagaimana pun aku butuh pengakuan. Konyol memang. Mungkin karena aku belum dewasa di usia yang ke-17 ini. Masih banyak pertanyaanku yang tak kudapat juga jawabnya. Tentang segalanya.

Beberapa kebenaran kutemukan dan pertanyaan yang baru selalu bermunculan. Setiap tanyaku terjawab,pertanyaan lain datang. Semakin ku ketahui, semakin aku tidak mengerti. Aku mengetahui bahwa ada batasan bagi pergaulan. Ada batasan bagi kami tuk saling berinteraksi, karenanya aku akhirnya memutuskan untuk tidak akan lagi berbuat apa yang selama ini dikenal sebagai trend pacaran. Awalnya sangat berat, terlebih aku saat itu sedang mengikuti trend tersebut. Aku sulit untuk mengatakannya. terbayang di benakku bagaimana mungkin aku sanggup memutuskan ini? Bagaimana harus aku berkata agar dampak yang timbul bukan lah suatu permusuhan? Bagaimana aku dapat bersikap tegas untuk ini? Tapi segalanya berjalan dengan kemudahanNya. Setelah beberapa kali berkirim pesan singkat, kunyatakan niatku dan pihak yang bersangkutan dapat mengerti meski aku belum bisa meyakinkannya bahwa itu lah keputusan terbaik.

Aku tidak mungkin melupakan itu seumur hidupku. Hal yang membuatku malu seolah aku adalah terdakwa. Bagaimana bisa dulu aku begitu bangga dengan status yang tidak berarti itu? bagaimana bisa aku begitu bangga dengan kesesatan itu? bagaimana bisa aku mengacuhkan harga diriku untuk itu? teringat, dulu aku pernah menangis karena lepas darinya. Segalanya tetap meninggalkan bekas yang jelas. Aku malu. Sangat. Membicarakannya membuatku seolah berada dalam jelaga dengan sekelilingku gumpalan awan. Saat sahabat-sahabatku berkata bahwa orang yang menjalani tren itu adalah seperti kue yang dijajakan tanpa plastic, dan tak tertata dalam etalase. Semua orang dapat menjamahnya tanpa dibeli. Aku sangat malu. Sungguh dulu aku pernah menjalani tren itu meski demi Allah aku tidak pernah membiarkan seorang lelaki pun berbuat tak sopan padaku. Walaupun pengertian sopan itu pernah sedikit berbeda dalam pandanganku yang dulu dan saat ini. Dulu, kupikir berpakaian tertutup adalah sopan meski aku tidak mengenakkan kerudung. Dulu, kupikir tak apa jika tangan ini menyentuh siapapun sekalipun itu bukan mahramku. Dulu, kupikir maksiat itu adalah semua hal yang lebih dari sekedar berjabat tangan. Dulu, begitu banyak kesalahanku dalam berpikir.
Kucoba untuk berubah walau tidak semua senang dengan perubahanku. Sahabat-sahabat lelakiku tampak tersinggung saat kukatupkan tanganku saat mereka mencoba untuk berjabat setelah kami lama tidak bertemu, mereka risih denganku, mereka menganggap itu adalah sebuah hinaan bahwa mereka menjijikkan bagiku. Tidak. Tidak ada niatku untuk bersikap seperti itu. keluargaku terlihat tidak senang dengan caraku berpakaian yang mereka bilang sangat merepotkan. Namun lambat laun mereka semua mengerti. Sahabatku tidak memaksaku untuk menjabat mereka lagi meski mereka masih risih terhadapku, padahal aku tetaplah sahabat mereka yang masih bicara cerewet seperti dulu. Keluargaku tidak mempersoalkan cara berpakaianku lagi.


"Didedikasikan untuk saudari-saudariku, bagi yang ingin dan tengah berubah..."

Read More......

Mauku pada dunia

D setiap kidungku padaNya,
acap kali mimpiku tumbuh,
menjamur pda nyataku,
menjadikan masa lalu sebagai inang
tuk menyebarkan spora keberhasilan..

Dalam kemanjaanku padaNya,
pintaku ada d setiap lirikan,
helaan nafasku dalam buaianNya..

Langit yg dsediakanNya,
kan menjadi mataku tuk melihat.
BumiNya yg tanpa batas,
kan jadi tetapan atas ikhtiarku..

Setiap detik yg mmbongkar ksunyian,
detik pemohon,
yg melontarkan senyum
dalam satuan jam..

Aku mau setiap detak jantungku,
hanya darah istiqomah yg mengalir..
Aku mau dengan stanza yg kubuat,
ada jiwa yg selamat.
Aku mau pda kata yg berujar,
tersimpan hikmah yg tak trnilai,
aku mau dunia lbih bhagia atas sosokku
aku mau...

Read More......

keabuan

Sang angsa menarikan tarian kematian,
kemilau putihnya berbinar
Mahkota keabadian tersingkap
angkuh menduduki cahaya

gagak hitam mlintas,
menoleh dengan cibiran,
kelebatnya layak tirai sang malam
yang menggerai muslihat
dengan keelokan

putih, mliki mutiara dalam kerang kehidupan,
hitam, miliki legam yg melelapkan...

Sang hitam bukan sang putih,
keduanya tak sulit dibedakan
Sang angsa tak serupa gagak
Terdapat perbedaan untuk pengenal

bagaimana dengan keabuan?
Ia bukanlah gagak ataupun angsa,
tak miliki jubah kegelapan
Pun tak bermahkotakan cahaya,
Adakah tempat bagi si keabuan?

Sawiyya
(28 September 2009, 14:52)

Read More......

Aku menyayangi mereka dengan caraku

Tak inginku melanjutkan eksodusku
tanpa mreka yg sejak awal
brdiri d samping,
membuatku yakin dan brsiap diri

setelah 4 thun pengembraan,
mreka tak juga brubah,
aku tetap menyayangi mereka dgn caraku..
Meski tak juga condong mereka pada kataku
meski keterasingan mengintip malu-malu
dalam setiap pertemuan..

Aku menyayangi mereka dengan caraku,
meski orang-orang putih itu melarang,
bagiku kepergianku adalah pengkhianatan..
Mereka bersamaku, dan akan tetap bgtu

aku menyayangi mereka dgn caraku,
walau hujatan ada bagiku
yang dikatakan tak juga brhenti brmaksiat..
Aku tetap tinggal
dan tak brniat lepas..

Aku menyayangi mereka dgn caraku,
karenanya, kan kubagi lilin kecilku
memang tak seterang lentera
tapi aku akan brusaha,

aku menyayangi mereka dgn caraku,
maka izinkan aku ada..
Jangan hujat aku, wahai manusia yg dianugerahi cahaya!
Ini caraku. Misiku.

Tuhanku yg brkuasa atas stiap kalbu,
syukurku atas saudari yg pandai mengingatkan
dan mudah diingatkan..
Ketetapan itu, pertahankan lah..
Wahai Dzat yg daripadaNya ruhku ditiupkan,
beri aku cinta yg hidup bagi mereka..
Sungguh, hingga akhir,
biarkn aku mencintai mereka dengan caraku...

Maka, condongkanlah hati mereka
pada apa yg menjadi Haq
lilin kecil ini 'kan menjadi obor yg brkobar dgn kuasaMu..

Aku menyayangi mereka dengan caraku...


' bagi saudara-saudaraku, saudari-saudariku, 4 tahun kbersmaan kita...'

Read More......

Dalam tirai kenangan

Hembusan kesepian masih terasa,
Pekat menderakkan keping hati..
semuany berputar kembali
membawaku jauh pada keusangan
yang menjadi begitu antik dan cantik..

tawa yang berganti dengan nada yang berbeda
senyum yang terulas dari wajah yang berbeda
kehampaan dengan resah yang bervariasi
jiwaku tahu, ada bagian yang tersulit
Menguji sebuah kesungguhan atau bahkan
konsekuensi sebuah pilihan

Tirai kesepian, menguning di sudut harapan
lubang bertebaran mengoyak keutuhan
tapi kenangan tetaplah unik
si pesakitan tak luput darinya tanpa senyuman


masa lalu,
menjauh dengan hati-hati
namun menoleh ketika terpanggil
ditinggalkan
tapi tak pernah hilang
meski waktu tak berujung....



( Dalam Tirai kenangan, ingatan yang buram?)

Read More......

Tepisan, Tragedi Syawal

Lekukan d bibir yg kureka sejak awal,
buat pagiku sempurna
untuk pengembalian yg kurancang,
tak ada selubung tipis,
hanya aku yang sbenarnya...

Pencarianku terhenti,
ketika surga seolah tersenyum padaku
aku merasa ringan tanpa beban
lalu jariku yg trbiasa bicara
menyentuhnya,
cukup untuk pengakuan dosa dan permohonan maaf-kurasa

sejenak, hanya hening
membeningkan nuansa fitri d syawalku
1, 2 detik-halus
kudengar desis, dan penolakan pelan
meski tetap tepisan samar itu
memagari jarak yg kukira dpat kulompati..

Sebuah tragedi-jiwa melankolisku mulai lagi
tak dapat kuhindarkan.
Semua bayang keabuan,
semakin samar, buram...
Mungkin aku akan mati,
mati rasa

Read More......

Tangis darah, belajarlah!!

Gemuruh itu,
bahkan detik pun tak sanggup mengerjap
waktu menjadi lumpuh,
tiang pancang t'lah d depan mata..

dan ketika Jibril menengadah,
mendengar titah langsung dari TuhanNya
serempak bumi bersujud padaNya...
Langit mengerti bahasanya, maka,
hening itu menjdi saksi atas kasihNy

jiwa pendosa-mereka-kita
bertanya, inikah saatnya?
Inikah hari yg drahasiakn kdtanganny?
Tasbih it kmbli ada...
Semesta tampak lengang

gelegak hitam trtumpah
onggokan tak bernyawa menjadi santapan
laparny gejolak amarah-kcewa-juga cinta
atau manusia t'lah buta?
AyatNy terbaca jelas skrang..

Masih punya waktu jga untuk mengumpat?-tentng mereka
betapa kotorny!
Masih sanggup menyalahkan org lain?
Sial, betapa ruginya!

Tasbih itu kemana lariny?
Muhasabah yg kamu agungkn stiap malam
tak lbih hnya buahkn hujatan pada mereka
tak berguna!

Lihat dirimu,
mungkinkah kamu yg tak brhnti mencerca
hingga lupa-kamu-kita juga ambil bagian..

Dalam teguranNya ini,
belajarlah melihat-baca
belajarlah mendengar..
Belajar, dan trbukalah...

Read More......

Revolusi Syawal 1430 H

Revolusi Syawal 1430 H

Dalam kepergian Ramadhan yang malu-malu, diantara bisingnya gelak tawa perayaannya, rencana baru t’lah kususun. Entah semacam revolusi kecil-kecilan tentang hidupku atau mungkin perombakan kecil dan penambahan program baru bagi perangkat yang merakit masa depanku, akal. Mungkin aku terlalu sibuk dengan prasangka-prasangka yang muncul, hingga selama ini yang kulakukan adalah menunggu. Banyak sekali penantian yang membuatku menghabiskan banyak waktu, tapi tetap saja - menurutku menunggu itu adalah bagian dari sebuah rencanaku. Banyak hal yang bisa kulakukan dalam masa penantianku, banyak yang bisa aku kerjakan, dan aku banyak belajar menilai positif setiap detakan waktu yang mengulur – membuatku menunggu lebih lama.

Satu hal saja. Sederhana, tapi cukup membuatku berpikir lebih, lebih dan lebih lagi. Satu hal, bahwa tak peduli apapun yang tengah kulakukan, entah bertahan atau melakukan langkah kecil, selalu ada hal baik yang terjadi. Selalu ada – jika kita mau melihatnya. Bertahan, menunggu keadaan, tidak buruk juga, aku belajar dari kondisi yang paling tidak memungkinkan, peluang itu ada. Langkah kecil yang kutebar, akulah yang menentukan – tak ada siapapun yang sanggup melarang atau mencaciku. Aku manusia bebas yang berperilaku terhormat! Mundur, sebuah langkah ancang-ancang untuk melesat ke depan. Jadi, kenapa tidak? Hal baik itu ada di setiap cela, di setiap cibir, di setiap tawa, di setiap segala.

Prasangka, hal kecil tapi dapat ,mengubah segalanya – aku pikir begitu. Jadi, kuputuskan, revolusi awal yang harus kulakukan adalah melihat semua yang terjadi secara positif, yang pada saatnya nanti akan membantuku berperilaku positif. Semoga.

Read More......

Cawan Kasih

Mungkin harus beribu-ribu teguran lagi
agar aku menoleh..

Mungkin mesti ditimpa berton-ton lagi
agar aku memhami diriku..

Mungkin dan selalu saja mungkin
Mengapung ke permukaan pikiran..

Mungkin yang perlu aku lakukan adalah berhenti sejenak
dari kelelahan sangat yang memburuku

berlari ke dekapan ibu, ayah, sahabat
menghangatkan cawan yang kuisi dengan cinta
dan menambahkan sedikit aroma manis
di setiap teguknya,,

dan bila cawan itupun t'lah lelah tuk kuisi?
dekapan yang mendingin di bibir perapian
sementara kayu bakarku t'lah habis?

Tangan siapa lagi yang bisa?
Tuhanku membelaiku lewat mereka
menegaskan setiap kasih dari mereka..

Maka, tangan siapa lagi kini?
yang bersedia menyambutku
yang menghambur ke pelukan
dengan cawan yang hampir kosong?

Tangan siapa lagi kini?
yang dalam rengkuhnya
terdapat mata air jernih
yang daripadanya kulihat bening
meneduhkan...

aku tidak menginginkan anggur,
hanya setiap tetes yang menyejukan
setiap kali kureguk..

dan tidak lebih.

Read More......

Sebuah Penelusuran Arti


Dalam ke-ada-anku,
Yang berujung pada ketiadaan
Dan dimulai pula pada ketiadaan…
Aku mencari keluasanNya
Berharap ‘kan menemukan artiNya
Lebih dan lebih lagi…
Hingga ke-Maha-anNya
Selalu saja membuatku semakin terpikat
Dan jatuh cinta lagi…

Dalam kalamNya,
Yang dititahkan dengan kecintaan tak berbatas
Menjadi tongkat bagi yang buta
Akan kasihNya
Atau bahkan tangan yang menuntun langsung
Pada cahaya keagunganNya…

Debu adalah aku di hadapan galaksi
galaksi hanya titik di hadapan semesta
maka, tidak ada yang bisa menjadikanku angkuh
atas debu pada titik..
tak ada alasan bagi mereka – kita
menghinakan makhluk lain dan memberikan penghakiman
noktah yang merasa lebih dari noktah yang lain,
betapa angkuhnya…

Orang yang tengah dalam pencarian
Lalu tersesat pada kebutaan
Bijakkah jika mencibirnya?
Mengapa tak kamu ulurkan
Tanganmu untuk berjalan bersama?
Mengapa tak kamu bagi lentera
Yang kamu banggakan sinarnya?

Ini hanya penelusuran dangkal
yang kudapati sehabis Isya,
tapi kuharap,
Kita semua dapat bersama_
Menuju sejatiNya…





“ Sebuah penelusuran arti, 6 Oktober 2009”


Read More......

Site Search

<a href="http://sastrakita.com/site-search/">Site Search</a>

Read More......