Maaf, Aku telah menjadi begini berbeda dan asing kita telah mendapat tiket perjalanan kita, Aku menebusnya dengan sedikit kecanggungan dan beberapa keping kebimbangan Kamu membayar dengan ribuan lembar kelegaan dan satu keping emas yang kamu sebut profesionalitas.. Harga yang tak sama Tapi kenapa kereta ini membawa kita ke tujuan yang sama??? Tempat yang tak pernah kukenal sebelumnya Tempat yang tak pernah kudengar namanya kemudian, lalu lalang orang di sekitar kita membicarakan harian masa lalu yang menyenangkan, tapi mereka turun di tengah perjalanan Sehingga keterasingan ini menjadi teman akrab kita di gerbong tua ini,
kita tidak bisa berhenti di sini, karena segalanya t'lah dipertaruhkan dengan harga yang kita beri Kita tidak bisa kembali sebab kereta ini tak kan berbalik pergi ini jalur satu arah, dan jalan yang t'lah dilalui kan segera hilang, lenyap bersama tanah kenangan Tak ada jalan kembali tempat baru akan kita susuri Tempat baru senilai perasaan kita
Aku tidak bisa berhenti.. terus saja brlari memutari masa lalu.. Seolah ada yang menjadi pengikat Aku mungkin terlampau serius, atau memang aku mudah untuk dipatahkan? Kata itu masih berkelebat.. Aku tidak bisa memungkiri.. bahwa memang itu membuatku terlepas dari kepercayaan Aku yang tak bijak ini, Aku yang kekanakan ini, Kamu bisa katakan aku terlalu lemah, rapuh atau apalah terserahmu Tapi ini tak mungkin kulupa
Meski persahabatan punya harga yang pantas Meski ikatan ini tlah sepatutnya menguat, bagiku, ucapmu itu membuat separuh dari nadi kehidupanku terhenti dalam hening ini, untuk menatapmu saja aku tak mampu bukan kah kamu yang telah mematahkan syap2ku? Namun kemudian smua orang menudingku tuk terbang menggapai angkuhmu.. Aku tidak bisa. Saat kamu mendobrak pertahanan ini, aku tahu, mungkin sepatutnya aku diam bukan kah hening ini yang kamu mau? Bukan kah dingin ini yang kamu ingini? Sudah kukabulkan pintamu..
dengan ini, Apa yang membuatmu muak t'lah terlepas..
Aku banyak bermimpi, tak jarang merajut khayal, meratapi apa yang tak kupunyai
berpikir dangkal, dengan memaknai kata terbaik, sebagai yang paling unggul dibanding yang lain.. Pikiran kekanakan, yang selalu ingin terlihat bernilai tanpa sadar, nilai harga diri t'lah lama terlecehkan
Ya, begitulah diriku Aku yang penuh keluh kesah aku yang terhinggapi banyak iri
Tapi kamu selalu punya cara, tak sedikit pun mencela namun hatimu bicara, mengajarkanku melangkah menggapai cakrawala memberi pijakan sebagai sebuah awalan dari mimpi yang kamu sebut cita.. bahkan kekurangan yang ada, menjadi begitu indah saat kamu menatap nyata..
Kamu, dan selalu kamu.. yang berjalan di hadapanku mengenggam kepercayaan yang rapuh menyalakan hamparan cahaya berkilauan hingga aku mampu menatap indah diriku.. bukan sebagai seorang putri tanpa mahkota, tapi sang jelita yang tak butuh pujian semata..
Apa kamu memiliki jutaan sayap mengangkasa? tanpa ragu kujawab ya kamu menerbangkan banyak jiwa, membantu menapaki semesta dan temukan bintang pencarian bagi siapa yang buta..
Kamu, kamu dan kamu, sang pemilik sayap, bernama.......
Saat orang lain bnyak bcara tentang sbuah rasa.. Cinta,atau apapun itu namany aku bhkan trllu malu untk menyebutnya..
Mereka menybut tentang rasa memiliki, keindahn ktika memandang, ktulusan yg mnyejukan, kbaikan tnpa keinginan mnguasai..
Kata mereka, trkadang melepas adlah wjud kemenangn dri rasa itu.. Tapi bagiku, rasa it sharusnya ada hanya untk orang yg tepat, hanya untk dia yg memang berhak atasku, hanya untuk seorang yg trpilih trseleksi dgn smpurna dlam sbuah ikrar..
Jika rasa itu mndera trtju pada siapa yg tak berhak, maka kelanjutanny adlah apa yg dikatakn mereka ttg cinta..
Sakit it bagi mereka yg merasa pada org yg salah di waktu yg tdak tepat..
Ah.. Kamu bsa saja menganggap ini bualan semata..
Kamu ingat? Pandangan kita brbeda.. Namun itu lah yg aku pandang, sbgai rasa yg mmbuatku malu.. Rasa itu, yg diagungkan oleh bnyak org baik kamu atau mereka.. Juga aku...