Jangan menjanjikan taman hati,
pada ilalang yang setiap pagi kau injak di tepi
karena ilalang hidup bukan untuk tersenyum penuh pada kupu-kupu
Ilalang tegar dalam setiap terpa ketidakpengertian
untuk menatap kerontang di awal musim kemarau
untuk menikmati panas yang menggantang
untuk memahami belaian badai
atau terantuk-antuk pada batu nisan tempatnya merangkai tenang
Ilalang bebas dengan sabana gersang
bahagia dengan capung-capung
yang meningkahi tangkai lenturnya
Bahagia dengan setiap hentak
yang menjadikannya kuat
Bahagia tanpa harus tertata
dan menyombongkan diri pada daisy yg berjejer rapi
Jangan pernh menjanjikan taman pada ilalang
hanya karena kamu merasa bersalah
untuk setiap tangkai yang rebah karenamu...
Karena ia tahu,
ia akan dapat menunggu lebih lama,
lebih lama lagi
bukan untuk pengelana yang akan memboyongnya pada taman-taman sanubari
tapi pada pecinta yang tertawa
dan menghabiskan sisa waktunya untuk tetap tinggal
di padang siang..
".... Dan maukah kamu mendapat ganti yang lebih buruk dari yang Allah janjikan kepadamu?"
Aku masih mengingat terjemahan dari surat Al Baqarah ayat 61 itu. Dan ini sama sekali bukan puisi, hanya sebuah kesadaran yang meluap untuk malam-malam panjang yang menggelisahkan.
tak bisa aku biarkan aku terbang dengan sayap 'jika'
sedang langit hijauku mungkin saja bukan dia
mungkin saja anak kunci dari pintu kesempurnaanku bukan dia
maka tak sepantasnya aku mendamba langit yang bukan tempatku
Bagaimana mungkin kupaksakan pintuku untuk terbuka?
Bukankah ini pengkhianatan?
sebab langit hijauku yang megah terabaikan
Aku ingin berhenti dari ini.
Ya Rabb.. izinkan aku berharap pada apa yang Engkau tentukan
Ya Rabb.. inikah yang dinamakan kororan hati?
aku meneguk racun dalam setiap iringan ekor mataku
dalam anggur hitam yang tak membiarkan tuannya berhenti
dari taruhan jiwa
Riak yang membulat pada tepi,
membuyar, melagukan syair keheningan
dan aku membelah pekak ilusi
dengan anyaman air yang menari
sapaan tetes,
membuatku tersadar dari mati
dan ini,
satu lagi yang tertangkap
kala geleparmu menerpa tanah
untuk yang kesekian kalinya,
tentangmu, wahai hujanku
you ask me for painting the cloud
by a gloomy heart
sure, who wanna refuse your asking?
you ask me for being a water sculptor
there's nothing that impossible
I just look at you for a glance
yeah, and always you
who keep the dark away from me
teach the amazing way to face this world
share the laughter to show how beautiful it is, a happiness life
I don’t know why,
You didn’t let me flow the river of tears
You didn’t let me know how the darkness is felt
cause those all,
thanks. ^^
Jejak abu perapian di sisi hati
ayunan sayap peri yang tertinggal di daun jendela
hembusan jam pasir yang mendesis jemu
rumah tinggal apa yang kumasuki?
Kamar-kamar dingin yg tertelan penat
dinding batu yang terpercik darah kumal
darah pembual - di atas tangis pembebasan
cerobong dengan asap hitam memucatkan sang biru
rumah tinggal apa yang kulihat?
Selasar tepi tanpa penahan benci
tangga keangkuhan yg berkeriut ngeri
tanah yg terinjak mendengus marah
ah... Rumah macam apa ini?!
Hai,engkau yang trsenyum dengan pedih
kenapa tak kau perbaiki
rumah kalbu yang kau tempati?
Read More......