aku dan sepenggal bait hidupku...

bagi mawar yang menunggu pemetiknya.. (pun bagi pemetiknya)

Adakah surga dibayar
Dengan sebuah mahkota yang ditukarkan?
Adakah taman itu ditempuh
Hanya dengan kebahagiaan yang dilimpahkan
Atas titah tetua pada seorang yang semula ratu
Untuk menyerahkan putik kecintaanya
Membiarkan pesona-pesona lainnya untuk mekar
Bukan hanya dia sebagai mawar
yang tertanam di ladang pengharapan?

adakah jalan lain?
bagi raja yang ingin memberi bingkisan sempurna
taman dimana sang Adam memohonkan rusuknya, Hawa
adakah penghormatan lain
selain menyerahkan keharuman pinus segar
berbaur dengan keharuman jeruk basah bahkan anggrek liar?

“ yang tak kumengerti dari mereka – para lelaki”
Terinspirasi buku Asma Nadia, Catatan Hati Seorang Istri

4 komentar:

Akankah makrifah akan diberikan bagi mereka yg tidur bertelekan dipan emas dan makan berteman daging yg menggoyang lidah??

Seperti itukah arah puisimu??

tidak juga..
hanya satu tanda tanya tentang kaum lelaki yang 'ingin' memberikan surga pada istrinya dengan mempertaruhkan keikhlasan sbgai seorang istri...

cuma tanya, dan tak lebih.

:) Assalamua'laikum wr wb

bagi ana,
surga yang na berikan esok "surga apa adanya" tugas kita saling meluruskan dan mau saling di luruskan.

jangan terlalu berharap pada manusia, karena syurga Allah yang dijanjikan lebih dari bualan lelaki .

***

puisi yang tinggi.. sip! jempol dah!
komentar ant ttg cerpen sudah Chan jawab.
Jazakallah..

Wassalam..

Thanks buat commentnya yang mencerahkan...